Peraturan lalu lintas yang mewajibkan pemakaian helm bagi pengendara sepeda motor telah ditetapkan dan diberlakukan sejak beberapa tahun lalu. Namun, hingga kini kesadaran pemakaian helm masih sekadar untuk melaksanakan aturan.
“Hanya sedikit saja yang benar-benar memahami bahwa helm untuk keselamatan berkendara,” tutur Irawan, instruktur safety riding di sebuah distributor sepeda motor, saat dihubungi, Ahad, 5 Juni 2011.
Padahal, helm sangat memegang peran penting dalam menciptakan keamanan berkendara, khususnya melindungi kepala saat terjadi kecelakaan, baik terjatuh maupun tabrakan. Fakta menunjukkan bahwa sepanjang akhir 1992–2010 tak kurang dari 300 ribu jiwa melayang di jalan raya akibat kecelakaan.
“Dari jumlah itu, 70–75 persen adalah pengendara sepeda motor dan 90 persen korban yang meninggal akibat luka di kepala,” terang Irawan.
Memang, tidak sedikit di antara korban yang meninggal akibat luka di bagian kepala itu telah menggunakan helm. Lantas mengapa bisa terjadi? “Karena helm yang digunakan tidak tepat, baik dalam kualitas, ukuran, maupun pemakaiannya,” kata dia.
Oleh karena itu, memilih helm yang tepat merupakan hal yang wajib diperhatikan oleh setiap pengguna sepeda motor. Apa saja yang harus diperhatikan? Berikut ini tips dari Irawan.
1. Pastikan bahan yang digunakan berkualitas
Saat ini memang banyak sekali ragam dan jenis helm yang dijual di pasaran. Begitu pun dengan bentuk dan modelnya, termasuk bahan yang digunakan.
Satu hal yang harus Anda perhatikan adalah memastikan bahwa helm yang akan Anda beli terbuat dari bahan berkualitas tinggi sehingga helm tersebut mampu melindungi kepala Anda bila terjadi benturan keras.
Apabila Anda awam dengan bahan-bahan helm yang berkualitas, maka gunakan patokan bahwa helm tersebut telah mendapat sertifikasi standar mutu. “Tetapi, Anda pun harus meneliti bahwa cap standar tersebut juga asli bukan tiruan atau palsu,” ujar Irawan.
2. Pastikan ukuran helm sesuai dengan kepala
Aspek lain yang juga patut Anda perhatikan adalah ukuran helm dengan kepala. Jangan sampai helm tersebut terlalu longgar saat dipakai, tetapi juga tidak terlalu sempit sehingga mengganggu kenyamanan.
Sebagai patokan, pastikan bagian pelipis kepala Anda terlindungi dengan pas, begitu pun dengan bagian rahang. Selain itu, kepala bagian belakang terlindungi dengan baik dan tepat.
“Sebab, ketiga bagian tersebut merupakan bagian kepala yang sangat sensitif dan bila terluka menjadi penyebab kematian yang utama,” papar Irawan.
Para produsen helm yang produknya dijual secara global, biasanya telah menetapkan ukuran helm dengan ukuran yang lazim digunakan orang. Misalnya, S untuk lingkar kepala 55–56 sentimeter (cm), M untuk 57–58 cm, L untuk lingkar kepala 59–60 cm, serta XL untuk lingkar kepala 61–62 cm.
Soal ukuran ini penting. Pasalnya, dalam beberapa kasus yang terjadi selama ini, orang telah memakai helm, tetapi masih saja meninggal saat terjatuh atau tabrakan. “Setelah diselidiki, ukuran helm dan kualitasnya tidak bagus,” jelas Irawan.
3. Berventilasi dan sejuk
Salah satu penyebab orang enggan menggunakan helm adalah ketidaknyamanan. Kepala terasa panas atau gerah, serta gatal, merupakan alasan yang kerap dilontarkan. Hal itu memang betul. Oleh karena itu, pilihlah helm yang dilengkapi ventilasi udara. Meskipun bentuknya bermacam-macam dengan ukuran celah yang berbeda, keberadaan ventilasi akan memberikan efek sejuk.
Selain itu, ventilasi tersebut juga akan memberikan celah bagi suara di sekeliling jalan sehingga pengendara masih bisa mendengarkan berbagai isyarat dari kendaraan lain yang ada di sekitarnya, seperti klakson atau suara mesin.
Hal lain yang bisa Anda pertimbangkan adalah bagian dalam helm. Upayakan memilih helm yang bagian dalamnya dirancang dan dilengkapi bahan penyerap panas. Hal itu demi kenyamanan Anda berkendara.
4. Pilihlah helm dengan kaca netral
Bagian lain dari helm yang patut Anda cermati sebelum membelinya adalah bagian kaca. Upayakan sebisa mungkin untuk memilih helm yang dilengkapi kaca yang memberi efek netral.
Artinya, kaca helm tersebut tidak mengandung sifat kaca cembung maupun cekung. Apabila hal itu terjadi, maka pandangan Anda terhadap obyek yang ada di depan maupun di sekeliling kendaraan tidak akan akurat. Hal itu tentu membahayakan diri Anda dan orang lain.
Padahal, idealnya, saat menggunakan helm–khususnya bila tidak menggunakan kacamata khusus untuk berkendara–kaca helm harus ditutup. Hal itu dimaksudkan agar mata Anda tidak terganggu, baik oleh asap maupun debu, sehingga selain nyaman juga aman.
Semoga bermanfaat ...
sumber: Tempointeraktif.com
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas komentar Anda