Kamis, 10 Mei 2012

Hati-Hati ...Salah Pijat Bayi Bisa Sebabkan Kematian!


Pijat yang dilakukan kepada bayi sudah biasa dilakukan masyarakat Indonesia khususnya di Jawa pada dasarnya memiliki manfaat baik untuk kesehatan. Namun jika pemijatan itu dilakukan dengan tidak benar maka justru akan berakibat fatal bahkan hingga kematian.



Direktur Pelayanan Medis, Penunjang Medis dan Keperawatan Rumah Sakit Akademik (RSA) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Prof. dr Sunartini Hapsara, menuturkan pijatan pada bayi dapat dijadikan semacam rangsangan agar tumbuh kembang bayi lebih optimal.

“Sebenarnya sangat baik bagi kesehatan, tapi kalau salah bayi bisa meninggal atau mengalami gangguan kesehatan,” kata Sunartini di sela Lomba Pijat Bayi di RSA UGM Senin 30 April 2012. Lomba ini digelar dengan tujuan menyosialisasikan cara pemijatan bayi yang benar.

Disebutkan Sunartini, kesalahan pemijatan selama ini yang paling sering terjadi mengakibatkan pendarahan otak akibat pemijatan terlalu keras di area kepala. “Padahal kepala menjadi salah satu bagian dari bayi yang tidak boleh dipijat,” kata dia. Seringkali kesalahan ini semakin banyak terjadi seiring dengan makin banyaknya usaha jasa praktik pijat bayi di daerah, khususnya pedesaan.

Ditambahkan Sunartini, selain kepala, perut bayi juga merupakan bagian sensitive yang sama sekali tidak boleh dipijat. Bagi bayi yang mengalami kesalahan dalam pemijatan, gejala awal yang bisa dideteksi ialah bayi menjadi kejang, bisa tidak sadarkan diri, seluruh bagian badan kaku. Jika kondisi ini tidak segera mendapatkan pertolongan,sang bayi bisa meninggal atau dapat mengalami kelumpuhan dan gangguan perkembangan otak pada awal pertumbuhan bayi.

Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito Yogyakarta sendiri mencatat angka kematian bayi akibat kesalahan pemijatan yang ditangani dan sudah dilaporkan tiap tahunnya masih tinggi yakni, 4–5 anak yang meninggal.

“Dan setiap tahunnya rata-rata ada 10 bayi yang mengalami pendarahan otak dan organ bagian dalam perut yang mengalami kelainan. Setelah ditelusuri, rata-rata akibat bayi yang dipijat dengan cara tidak benar,” kata dia.

Ditambahkan Sunartini bagian tubuh yang sebaiknya mendapat sentuhan pemijatan ialah wajah. Hal tersebut dilakukan untuk merangsang otot-otot mengunyah dan menelan sang bayi. Ini juga merupakan solusi bagi bayi yang sulit makan. “Intinya, pijat bayi itu hanyalah stimulant, maka dilakukan dengan cara diusap-usap,” katanya.

Sementara Koordinator kegiatan pijat bayi dr. Domas Fitria mengatakan perlombaan pijat bayi yang diikuti 20 peserta itu baru pertama kali dilakukan di DI Yogyakarta.

“Tahun ini RSA-UGM akan melakukan pembinaan kader yang diharapkan mampu menularkan ilmu mereka kepada masyarakat dalam hal pijat bayi,” kata dia. Untuk program ini UGM bekerja sama dengan puskesmas di DIY dan menyaring 30 kader untuk dilatih

Semoga bermanfaat ...


0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas komentar Anda