Senin, 13 Februari 2012

Inilah Komoditas Safe Haven Selain Emas

Investor saat ini melihat logam mulia emas sebagai investasi dengan risiko aman atau safe haven. Kenaikan harga emas yang fenomenal sebesar 340 dollar AS per troy ounce sejak Juli lalu, membuktikan nilainya yang sangat berharga sebagai investasi.


Kontrak harga emas diprediksi masih terus melanjutkan reli hingga menembus rekor tertinggi di atas 1.900 dollar AS per troy ounce. Kian memuncaknya kecemasan investor akan perekonomian global, mendongkrak tingkat permintaan emas yang sejak dulu dianggap sebagai perlindungan kekayaan. Akan tetapi, logam mulia tersebut ternyata bukan satu-satunya komoditas yang memiliki lindung nilai yang tinggi bagi investor.

Memang, jika dilihat kenaikan harga emas yang mencapai 28 persen year to date, sepintas nilainya sangat luar biasa. Terlebih jika dibandingkan dengan pergerakan harga saham yang justru melambat. Lalu, investasi apa lagi yang bisa memberikan keuntungan besar di samping emas? Menurut Market Watch ada sejumlah komoditas lain yang layak dikoleksi karena pergerakan harganya relatif besar.

Salah satunya adalah perak. Logam level kedua yang biasa dijadikan perhiasan ini tercatat mengalami kenaikan sebesar 31 persen selama year to date. Ada pula komoditas lain yang bisa dijadikan safe haven yakni jagung yang nilainya naik 13 persen dan kopi yang meningkat 10 persen. Sedangkan minyak bakar (heating oil) naik menjadi 13 persen dan bensin 18 persen.

Presiden Direktur dan Chief Economist Prestige Economics LLC Jason Schenker mengatakan, kenaikan harga emas atau komoditas pertanian tidak lepas dari berkembangnya industri, dan kebutuhan akan energi terbarukan. Emas dan komoditas yang disebutkan di atas dinilai sebagai aset nyata karena menjadi bahan konsumsi setiap hari. “Mereka jauh lebih homogen dan sepadan dibandingkan investasi khusus lainnya dari kelas aset keuangan tertentu. Dengan demikian jauh lebih aman dalam jangka panjang,” ujarnya.

Selama 12 bulan terakhir, Thomson Reuters dan Jefferies CRB Index, mencatat terdapat 19 komoditas mewakili dari semua sektor yang mengalami kenaikan lebih dari 20%. Sebagai perbandingan, indeks harga saham Dow Jones Industrial Average (DJIA) di bursa Wall Street hanya naik 5,5% pada periode yang sama.

Ahli Strategi Hallgaerten & Company LLC Christopher Ecclestone menambahkan, komoditas termasuk investasi aman karena permintaannya selalu konsisten. Komoditas dengan pasokan tidak elastis, ujar dia, tidak dapat dengan mudah ditambah untuk memenuhi meningkatnya permintaan.

Misalnya saja permintaan terhadap kopi dan kakao atau logam dengan lokasi pasokan yang dibatasi seperti platinum dan paladium. “Komoditas yang paling berbahaya adalah yang lari menjauh dari faktor keuangan murni,” ungkapnya. Adanya pendapat bahwa emas dan perak sebagai komoditas berbahaya, tentu akan membuat beberapa investor sulit menerimanya.

Namun hal ini tidak lepas dari sifat investasi safe haven yang identik dengan logam mulia berupa emas dan perak. “Bagi saya, safe haven berarti investasi dengan risiko aman, namun saya tidak akan mengatakan hal serupa untuk komoditas lainnya,” ungkap Editor Capital & Crisis, Chris Mayer.

Namun, Co-Manager AS Global Investors Global Resources Fund Evan Smith berpendapat, tidak ada komoditas lain yang sebanding dengan emas sebagai safe haven saat ini.

Pasalnya, emas yang digunakan bukan dari industri keuangan, sehingga akan terisolasi dari fluktuasi maupun downgrade pada pertumbuhan. Sementara tembaga dan penggunaan minyak adalah industri, sehingga komoditas tersebut jauh lebih rentan terhadap perubahan dalam pertumbuhan ekonomi. “Dengan pertumbuhan ekonomi saat ini yang mengalami perlambatan di seluruh dunia, maka investor komoditas ekonomi terkait perlu khawatir,” kata Smith.

Dia mencontohkan, tembaga yang merupakan salah satu bahan baku industri justru kehilangan nilainya sebesar 11 persen secara year to date. Sedangkan komoditas konsumsi biji-bijian seperti jagung dan gandum dinilai tidak akan terpengaruh oleh penurunan produk domestik bruto (PDB), namun investor masih bisa merugi jika rencana jangka pendeknya tidak tepat.

Dia menambahkan, pasokan jangka panjang atau fundamental permintaan untuk biji-bijian secara historis meningkat dengan PDB per kapita dan pendapatan yang lebih tinggi. Namun persediaan biji-bijian telah berada di rekor terendah karena bencana alam banjir atau kekeringan.

Jadi apa yang harus investor lakukan adalah melacak semua komoditas dan memilih yang berada dalam tren. Namun untuk saat ini tampaknya emas dan perak tetap menjadi komoditas safe haven yang aman.

Semoga bermanfaat ....

 

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas komentar Anda