Pernahkah anda-anda ketika berkunjung ke mall / hotel / gedung pada saat menaiki lift atau elevator tidak menemukan lantai 4 tetapi lantai 3A ? pasti saya rasa pernah. Hal tersebut membuat kita heran sebagai pengunjung dan bertanya-tanya mengapa. Ini bisa terjadi karena sebuah kepercayaan, seperti hal-nya angka 13. Mengapa itu bisa terjadi, pasti ada jawaban-nya mengapa !!!. dan kenapa Tidak untuk angka 4 ( empat )??
Di sebagian besar lift yang ada di Hongkong atau nomor-nomor apartemen di Taiwan angka 4 ini jarang sekali digunakan. Seperti angka 13 yang dipercaya membawa celaka di berbagai negara lain, angka 4 menjadi tabu untuk digunakan. Termasuk di Indonesia, gedung-gedung yang dimiliki oleh sahabat kita ras kuning angka 4 bisa di bilang di haramkan.
Kepercayaan ini dianut bukan oleh kalangan orang cina saja, bahkan perusahaan Canon di Jepang pun takut oleh angka 4 ini sehingga untuk model digital camera nya, mereka tidak berani menggunakan nama model PowerShot G4 melainkan langsung melompat dari PowerShot G3 menjadi G5.
Bahkan ada satu hotel di Jakarta dimana pemiliknya begitu percaya sekali terhadap ramalan feng shui, sehingga di seluruh hotel miliknya tidak ada satu pun angka 4, mulai dari no kamar s/d no lift, boro2 angka 4, angkat yg bisa dijumlahkan menjadi 4 pun telah dihilangkan sama sekali seperti angkat 13 (1+3) ato 22 (2+2) ato 24. Bahkan ketika saya berkunjung ke salah satu mall terbaru di Blok M, pada lantai 4-nya tertulis 3A.
Tidak hanya gedung, untuk urusan no telepon atau no handphone ketika kita berkunjung ke Roxy dan membeli nomer cantik maka yang akan di berikan urutan nomer yang tidak ada angka 4 (empat).
Bagi sebagian bangsa-bangsa Asia, khususnya di bagian utara mulai dari daratan Cina ke timur, angka 4 dipercaya merupakan simbol bencana, tidak mendatangkan keberuntungan, dan berbagai kepercayaan yang mengarah pada sebuah kegagalan. Dalam sebagian besar bahasa Asia Timur, angka empat (4), seperti pada bahasa Mandarin dan berbagai dialek bangsa Cina lainnya, berbunyi si (baca se) yang juga mempunyai arti lain, yaitu mati.
Sebuah kepercayaan dapat merubah sebuah logika termasuk kepercayaan kita kepada Agama yang di beberapa aturan-nya tidak bisa kita buat logis. Maka hal tersebut sebaik-nya kita hormati bukan untuk diperdebatkan, ada sesuatu yang tidak bisa kita pertanyakan tetapi hanya untuk di ikuti.
Di sebagian besar lift yang ada di Hongkong atau nomor-nomor apartemen di Taiwan angka 4 ini jarang sekali digunakan. Seperti angka 13 yang dipercaya membawa celaka di berbagai negara lain, angka 4 menjadi tabu untuk digunakan. Termasuk di Indonesia, gedung-gedung yang dimiliki oleh sahabat kita ras kuning angka 4 bisa di bilang di haramkan.
Kepercayaan ini dianut bukan oleh kalangan orang cina saja, bahkan perusahaan Canon di Jepang pun takut oleh angka 4 ini sehingga untuk model digital camera nya, mereka tidak berani menggunakan nama model PowerShot G4 melainkan langsung melompat dari PowerShot G3 menjadi G5.
Bahkan ada satu hotel di Jakarta dimana pemiliknya begitu percaya sekali terhadap ramalan feng shui, sehingga di seluruh hotel miliknya tidak ada satu pun angka 4, mulai dari no kamar s/d no lift, boro2 angka 4, angkat yg bisa dijumlahkan menjadi 4 pun telah dihilangkan sama sekali seperti angkat 13 (1+3) ato 22 (2+2) ato 24. Bahkan ketika saya berkunjung ke salah satu mall terbaru di Blok M, pada lantai 4-nya tertulis 3A.
Tidak hanya gedung, untuk urusan no telepon atau no handphone ketika kita berkunjung ke Roxy dan membeli nomer cantik maka yang akan di berikan urutan nomer yang tidak ada angka 4 (empat).
Bagi sebagian bangsa-bangsa Asia, khususnya di bagian utara mulai dari daratan Cina ke timur, angka 4 dipercaya merupakan simbol bencana, tidak mendatangkan keberuntungan, dan berbagai kepercayaan yang mengarah pada sebuah kegagalan. Dalam sebagian besar bahasa Asia Timur, angka empat (4), seperti pada bahasa Mandarin dan berbagai dialek bangsa Cina lainnya, berbunyi si (baca se) yang juga mempunyai arti lain, yaitu mati.
Sebuah kepercayaan dapat merubah sebuah logika termasuk kepercayaan kita kepada Agama yang di beberapa aturan-nya tidak bisa kita buat logis. Maka hal tersebut sebaik-nya kita hormati bukan untuk diperdebatkan, ada sesuatu yang tidak bisa kita pertanyakan tetapi hanya untuk di ikuti.
Semoga bermanfaat ...
sumber: kaskus.us
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas komentar Anda