Akupuntur sudah dipraktikkan sejak ribuan tahun lalu oleh orang-orang Asia Timur. Namun bagaimana cara kerjanya pada tingkat sel belum diketahui, alhasil pengobatan ini sering berlawanan dengan medis. Para peneliti pun menemukan jawabannya.
Dengan menggunakan alat pemantau otak, para peneliti dari University of Michigan membuktikan bahwa teknik akupuntur yang sudah lama digunakan orang-orang China adalah dengan mempengaruhi kemampuan jangka panjang otak untuk mengatur rasa sakit.
Studi yang muncul dalam Journal of NeuroImage itu pun menyebutkan bahwa teknik yang digunakan akupuntur selama ini ternyata dengan cara meningkatkan kemampuan Mu-Opoid Receptors (MOR) pada bagian otak dan mengurangi sinyal sakit, yang terdapat spesifik pada kelenjar-kelenjar cingulate, insula, caudate, thalamus dan amygdala.
Para ahli melihat fakta yang sama pada pemakaian obat-obatan dalam dunia medis, dimana obat-obatan penghilang rasa sakit seperti morfin, codeine dan lainnya ternyata juga bekerja dengan mengikat reseptor tersebut (MOR) pada bagian otak serta tulang belakang.
“Kemampuan mengikat reseptor inilah yang dapat menurunkan rasa sakit,” ujar Richard E. Harris, PhD, seorang peneliti dari Chronic Pain and Fatigue Research Center, seperti dilansir Sciencedaily, Rabu (12/8/2009).
Studi yang diikuti oleh 20 partisipan wanita yang didiagnosa memiliki penyakit fibromyalgia kronis (kondisi kronis yang menyebabkan nyeri, kekakuan, dan kepekaan dari otot-otot, tendon-tendon, dan sendi-send). Selama studi tersebut berlangsung, mereka tidak diberikan obat-obatan penghilang rasa sakit, tapi diberikan teknik akupuntur.
Responden kemudian melakukan scan Position Emission Tomography (PET) pada otak mereka selama menjalankan pengobatan akupuntur. Pemantauan otak pun terus dilakukan hingga mereka merasakan rasa sakitnya hilang.
Dari situ peneliti menyimpulkan bahwa teknik akupuntur ternyata memiliki efek dan cara kerja yang mirip dengan obat-obat penghilang rasa sakit. “Menariknya, pengobatan akupuntur tidak jauh berbeda dengan pengobatan klinis,” ujar Harris.
Teknik akupuntur memang termasuk pengobatan alternatif yang tidak menggunakan obat-obatan, namun ternyata cara kerjanya hampir mirip dengan pengobatan medis, jadi tidak ada alasan lagi bagi orang medis untuk meremehkan teknik akupuntur ini.
Jadi, pilih akupuntur atau medis? Semuanya terserah Anda.
sumber: detikHealth
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas komentar Anda