Mungkin sejak masih kecil orangtua dan guru olahraga Anda seringkali menekankan pentingnya minum 2 liter (atau delapan gelas) air setiap harinya.
Namun meskipun belakangan ditemukan bahwa aturan minum air itu tak sepenuhnya benar, faktanya banyak individu yang sehat pun dianggap minum terlalu banyak H2O.
Namun meskipun belakangan ditemukan bahwa aturan minum air itu tak sepenuhnya benar, faktanya banyak individu yang sehat pun dianggap minum terlalu banyak H2O.
Padahal sebenarnya "Tak ada metode ilmiah di balik angka-angka itu," kata psikolog olahraga, Stacy Sims, Ph.D., seorang peneliti hidrasi di Stanford University.
"Dan rekomendasinya pun tak memperhitungkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan asupan cairan manusia seperti gender, lingkungan, tinggi badan dan tingkat kebugaran."
Ada banyak strategi pemasaran di balik rekomendasi hidrasi yang populer itu. Konsekuensinya pun ternyata berpotensi membahayakan.
"Masalahnya, minum terlalu banyak cairan dapat menyebabkan hiponatremia yaitu ketika natrium dalam darah menjadi terlalu encer," kata Sims.
Gejala-gejala hiponatremia hampir sama seperti dehidrasi yaitu kebingungan, sakit kepala, mual dan kembung.
Bahkan pada beberapa kasus berat, hiponatremia dapat menyebabkan kejang, kegagalan organ hingga kematian.
"Ketika sebuah minuman memiliki kadar gula dan zat aditif yang tinggi, dengan demikian ada lebih banyak zat terlarut di dalam darahnya dan tubuh pun harus mengambil cairan tersendiri untuk mencairkan minuman itu sehingga dapat diserap," kata Sims.
"Namun jika Anda minum terlalu banyak air, Anda hanya akan berakhir dengan buang air kecil terlalu banyak dan tidak menyerap cairan apapun."
Jadi bagaimana Anda tahu berapa banyak air yang Anda butuhkan? Sebagai permulaan, jangan hanya mengandalkan rasa haus, kata Sims.
"Sebenarnya setelah Anda menaruh air di lidah Anda, Anda sudah membunuh mekanisme dahaga seketika itu juga."
Sims juga memberi tips untuk memastikan ketepatan asupan cairan Anda itu seperti dilansir dari menshealth, Senin (11/6/2012) di bawah ini:
1. Timbang berat badan Anda setiap hari selama seminggu untuk mengecek kadar hidrasi Anda. "Berat badan Anda seharusnya tidak naik turun terlalu banyak," ujar Sims.
2. Perhatikan seberapa banyak Anda buang air kecil dan warna air kencing Anda di pagi hari. "Lihat apakah jumlahnya berlebihan atau tidak, warnanya pucat atau bening," lanjut Sims.
3. Bangunlah dalam keadaan tidak haus. Jika Anda merasa haus saat turun dari tempat tidur di pagi hari, mungkin Anda tak mengonsumsi cukup cairan.
4. Ketika memilih minuman olahraga, carilah yang labelnya rendah gula. Sims merekomendasikan kandungan gula 5 gram untuk penyajian 8 ons. "Bahkan minuman alami seperti air kelapa mengandung terlalu banyak gula dan potasium untuk dihidrasi."
5. Kopi, teh serta buah dan sayuran juga bisa jadi asupan cairan. "Kopi itu tidak bersifat diuretik," tandas Sims. "Yang perlu Anda perhatikan adalah volumenya, jadi jika Anda minum 5 cangkir, Anda akan buang air kecil lebih banyak."
6. Mulailah pelan-pelan. "Jika Anda minum 3 cangkir jus atau air sekaligus maka Anda akan memicu respon volumenya. Lebih baik minumlah sedikit-sedikit saja."
7. Minumlah satu jenis minuman yang bukan air. "Sebuah minuman elektrolit yang berkarbohidrat rendah di sore hari bisa memenuhi kebutuhan air Anda, sama halnya dengan teh panas dengan sedikit garam dan lemon," ujar Sims.
Ini akan meningkatkan suhu inti Anda dan jumlah garam yang kecil dapat membantu Anda menyerap cairan.
Semoga bermanfaat .....
sumber
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas komentar Anda