Jumat, 02 September 2011

Paku di Dinding Hati (RENUNGAN)


Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bersifat pemarah. Untuk mengurangi kebiasaan marah sang anak, ayahnya memberikan sekantong paku dan mengatakan pada anak itu untuk memakukan sebuah paku di pagar belakang setiap kali dia marah ……


Hari pertama anak itu telah memakukan 48 paku ke pagar setiap kali dia marah …. Lalu secara bertahap jumlah itu berkurang. Dia mendapati bahwa ternyata lebih mudah menahan amarahnya daripada memakukan paku ke pagar.



Akhirnya tibalah hari dimana anak tersebut merasa sama sekali bisa mengendalikan amarahnya dan tidak cepat kehilangan kesabarannya. Dia memberitahukan hal ini pada ayahnya, yang mengusulkan agar dia mencabut satu paku untuk setiap hari dimana dia tidak marah.


Hari-hari berlalu dan anak laki-laki itu akhirnya memberitahukan ayahnya bahwa semua paku telah tercabut olehnya. Lalu sang ayah menuntun anaknya ke pagar. “Hmm, kamu telah berhasil anakku, tapi, lihatlah lubang-lubang di pagar ini. Pagar ini tidak akan pernah bisa sama seperti sebelumnya”. Ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan. Kata-katamu meninggalkan bekas seperti lubang ini …. di hati orang lain.


Kamu dapat menusukkan pisau pada seseorang, lalu mencabut pisau itu …. Tetapi tidak peduli beberapa kali kamu minta maaf, luka itu akan tetap ada …. Dan luka karena kata-kata adalah sama buruknya dengan luka fisik …

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas komentar Anda