Rabu, 06 Juli 2011

Tingkat Kedewasaan dalam Konsep Jari Tangan

Dalam sebuah fase kehidupan, dimanapun saat ini usia kita, kadang kita merasa seseorang atau mungkin juga bahkan diri kita sendiri bertingkah laku dan berpola pikir seperti anak-anak (lebih muda dari usianya) atau bahkan ada yang terlihat seperti jauh lebih dewasa dari usianya sendiri.


Ada baiknya diantara kita mempunyai pengetahuan tentang fase atau tingkat kedewasaan seseorang, dengan maksud kita lebih siap memposisikan diri kita dan orang yang kita hadapi. Hal ini sangat penting terutama sekali dalam menunjang kinerja kita di kantor, dalam hal ini terkait hubungan kita dengan atasan, teman selevel, maupun bawahan kita.

Ada teori menarik dan simple yang bisa kita jadikan tambahan pengetahun dalam kaitannya dengan tingkat kematangan tersebut. Teori ini bisa kita coba dan berlaku secara “pada umumnya”, dan teori ini kita kaitkan dengan konsep jari tangan manusia.

Konsep ini merupakan penafsiran dari pesan tersembunyi atas ciptaan Tuhan YME yang dianugerahkan kepada manusia yaitu jari tangan. Berbeda dengan jari kera, jari manusia lebih bervariasi dan lebih indah. Susunan jari mulai dari jari kelingkin sampai dengan ibu jari menggambarkan tingkat kematangan manusia dikaitkan dengan usia fisiknya.

Secara umum tingkat kematangan seseorang dalam konsep jari tangan ini kita bagi menjadi 5 kategori, sebagai berikut:

JARI KELINGKING (mewakili usia 0-10 tahun)

Peranan individual belum banyak artinya.Landasan moral, fisik dan intelegensia mulai perlu diarahkan karena sangat menentukan untuk masa selanjutnya. Kenangan kita pada bocah ini adalah lucu dan polos

JARI MANIS (mewakili usia 11-20 tahun)

Masa ini dikenal sebagai masa remaja yang penuh keindahan, mulai mengenal lawan jenis, mulai bersolek, dan menarik perhatian. Pada rentang usia ini manusia mulai belajar bertanggung jawab, meskipun terbatas, membentuk kelompok, berinteraksi, inter-relasi serta mengambil keputusan dan kesimpulan. Sentuhannya pada kenyataan masih rancu, harapannya mimpi indahnya dapat terwujud, walaupun seharusnya siap untuk kecewa karena kadang-kadangtidak sesuai dengan kenyataan.

JARI TENGAH (mewakili usia 21-30 tahun)

Pada usia ini proses pembelajaran dan pendewasaan tiba pada saat yang kritis. Rasa percaya diri mulai mantap, terkadang “mau menang sendiri”, diakui keberadaannya, dan menonjolkan diri. Kalau semua jari dirapatkan, jari tengah Nampak yang paling tinggi, namun kalo dikaji dia belum mampu berkomunikasi secara baik dan efisien. SIsi baiknya mulai terlihat tanda-tanda produktivitas yang tinggi.

JARI TELUNJUK (mewakili usia 31-45 tahun)

Umumnya kematangan mulai dihiasi wisdom. Kemampuan berinteraksi, berintegrasi, dan member petunjuk dan arah semakin nyata dan berkembang. Dalam karir biasanya telah mampu memimpin, hingga jenjang manager. Kelemahnnya belum sepenuhnya mampu berkomunikasi. Pernahkah anda menunjuk dengan jari tengah atau kelingking?


JARI JEMPOL (mewakili usia > 45 tahun)

Inilah proses pembelajaran dan pendewasaan diri yang terakhir, yaitu di usia > 45 tahun. Pada usia ini seseorang diharapkan sudah matang, bijak dan mampu menjadi panutan, namundilain pihak fisik sudah mulai berubah. Dari segi mental/kejiwaan, olah pikirnya, disinilah puncaknya. Ditandai dengan kemampuan berkomunikasi dengan semua lapisan, bertindak sebagai inisiator, pendorong bahkan bisa sebagai provokator, dan menggalang kekuatan fisik.

RELEVANSI KONSEP JARI TANGAN

Seorang Manager akan lebih bermanfaat kalau mampu memahami perilaku manusiawi seseorang
Apabila menghadapi sanggahan dari bawahannya yang menggebu dan impulsive, tidak dihentikan dengan wewenang, namun sebaiknya dihadapi dengan wajar dan alamiah.
Dalam kehidupan sehari-hari konsep ini dapat digunakan terutama berkomunikasi dengan anak, sehingga tercipta komunikasi yang sehat dan si anak akan merasa dihargai sebagai individu.

Semoga bermanfaat ....


sumber: Kompasiana

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas komentar Anda