Jumat, 11 Maret 2011

Tip Mencegah Kematian Mendadak Akibat Jantung Koroner

Kematian mendadak karena penyakit jantung koroner semakin menakutkan apalagi banyak kasus serangan jantung yang dialami publik figur. Tapi sebenarnya kematian mendadak tersebut bisa dicegah.

"Kita harus ubah paradigma lama yang menganggap bahwa kita peduli kesehatan setelah jatuh sakit, tapi pedulilah kesehatan sebelum sakit," jelas dr M Yamin, Sp.Jp (K), FACC, FSCAI, spesialis jantung dalam acara Client Gathering & Health Talk Eka Hospital di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (1/3/2011).

dr Yamin menjelaskan bahwa penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia dan 90 persen kematian mendadak di AS disebabkan karena PJK.

Penyakit jantung koroner juga menjadi penyebab 80 persen kematian jantung mendadak.

Penyakit jantung koroner (PJK) adalah suatu keadaan penyumbatan pada pembuluh darah yang memberi makan otot jantung (pembuluh koroner).

"Kondisi ini biasanya disebabkan oleh proses penimbunan lemak (aterosklerosis), yang sebenarnya sebagian faktor risikonya dapat dicegah," jelas dr Yamin.

Gejala-gejalanya antara lain:
  1. Nyeri dada atau leher atau rahang (seperti ditekan atau dihinpit) berlangsung lebih dari 30 menit
  2. Disertai gejala berkeringat seluruh tubuh, mual dan muntah, sesak.
  3. Sering dianggap 'angin duduk'

Berikut beberapa faktor risiko penyakit jantung koroner:

Yang dapat dikendalikan

  1. Hipertensi
  2. Diabetes
  3. Merokok
  4. Hiperkolesterolemia (kolesterol tinggi)
  5. Obesitas

Yang tidak dapat dikendalikan

  1. Faktor keturunan
  2. Jenis kelamin (laki-laki>wanita)
  3. Usia (>40 tahun)

"Kalau kita lihat, 5 dari 8 faktor risiko yang ada sebenarnya bisa dikendalikan, hanya 3 yang faktor nasib," jelas dr Yamin.

Bagaimana mencegahnya?

"You are what you eat, jadi perhatikanlah pola makan Anda. Makan yang sehat adalah dengan memperbanyak buah dan sayur, yang banyak mengandung antioksidan sehingga dapat mencegah gangguan endotel penyebab penyakit jantung," jelas dr Yamin.

Selain itu, lanjut dr Yamin, hindari makanan cepat saji (fast food), diet rendah lemak, kontrol tekanan darah, kolesterol dan gula darah, berhenti merokok dan olahraga.

"Tapi karena kasus kemarin artis meninggal mendadak habis main bola, jadi banyak pasien saya yang takut main bola atau futsal," jelas dr Yamin.

Sebenarnya, tambah dr Yamin, olahraga pada orang sehat akan membuat tubuh sehat dan olahraga pada orang sakit pun bila dilakukan dengan benar dapat membuat orang tersebut lebih cepat sembuh.

Bagaimana melakukan olahraga yang benar?

  1. Frekuensi tetap, sekitar 2-3 kali seminggu
  2. Lama olahraga sekitar 30 menit
  3. Beban sampai tercapai target denyut nadi sekitar 80-85 persen dari target maksimal
  4. Jenis latihan misalnya jalan kaki, jogging, aerobik dan sepeda santai.
 Semoga bermanfaat ....




0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas komentar Anda