Berhati-hatilah mengonsumsi makanan yang manis, jika perlu mulailah mengurangi. Pasalnya, peneliti di Amerika Serikat dalam sebuah studi yang menantang pernyataan bahwa semua gula adalah sama, menemukan bahwa anggapan bahwa fruktosa dan glukosa adalah jenis kandungan yang sama ternyata sangat keliru.
Riset tim UCLA menemukan hubungan antara pertumbuhan sel kanker pankreas dengan konsumsi fruktosa tinggi seperti sirup jagung. Pemanis fruktosa digunakan dalam banyak makanan, termasuk minuman ringan dan roti.
Fruktosa adalah gula sederhana (monosakarida) yang ditemukan di banyak jenis makanan dan merupakan salah satu dari tiga gula darah penting bersama dengan glukosa dan galaktosa. Fruktosa sering ditemukan dalam buah-buahan, madu dan gula. Ia juga disebut sebagai levulosa dan masuk dalam kategori pentahidroksiketon.
Pemanis yang kita sebut gula sebenarnya adalah gula ganda. Setengahnya gula yang disebut glukosa, bahan dasar energi tubuh. Setengahnya lagi gula yang disebut fruktosa. Para peneliti mencurigai fruktosa berdampak jelek, tapi bukti sampai sejauh ini masih relatif minim dan ternyata studi mengungkap efek fruktosa lebih buruk dibandingkan glukosa.
Namun yang mengejutkan, ternyata fruktosa meningkatkan faktor risiko penyakit jantung dan berat badan.
Tim peneliti di University of California, Los Angeles menguji tumor sel yang diberi glukosa dan fruktosa baik menggunakan dua gula dalam dua cara yang berbeda. Mereka mengatakan, temuan mereka, yang diterbitkan dalam jurnal Cancer Research, dapat membantu menjelaskan penelitian lain yang mengaitkan asupan fruktosa dengan kanker pankreas, salah satu jenis kanker mematikan.
"Temuan ini menunjukkan bahwa sel-sel kanker dapat dengan mudah meningkatkan metabolisme fruktosa proliferasi," ungkap Dr Anthony Heaney dari UCLA's Jonsson Cancer Center. "Penemuan ini memiliki makna besar bagi pasien dan menunjukkan perlu upaya mengurangi asupan fruktosa halus untuk mengganggu pertumbuhan kanker." lanjutnya.
Dari data yang diberitakan dari MSNBC Health, konsumsi sirup jagung fruktosa di dunia melejit selama satu dekade terakhir. Di Amerika Serikat, penggunaan fruktosa meningkat 1000 persen antara tahun 1970 dan 1990.
Tak hanya itu, fruktosa, dapat memicu penyakit jantung dan kanker pankreas, salah satu kanker yang mematikan. Bahkan sel tumor pankreas yang disebabkan oleh fruktosa dapat berkembang biak dalam jangka panjang.
"Temuan menunjukkan sel-sel kanker berkembang akibat metabolisme fruktosa proliferasi," tulis Dr Anthony Heaney seperti diberitakan dari MSNBC. Kanker pankreas merupakan penyakit kronis mematikan. Menurut Asosiasi Kanker AS, pengidap kanker pankreas yang dapat bertahan hidup selama satu tahun hanya 20 persen, dan yang mampu bertahan selama lima tahun hanya sebesar empat persen.
Konsumsi gula juga dihubungkan dengan berbagai penyakit berat lain termasuk diabetes, penyakit jantung dan stroke.
Negara Amerika dikenal mengonsumsi fruktosa dalam jumlah besar. Terutama di sirup jagung fruktosa tinggi, campuran fruktosa dan glukosa yang digunakan dalam minuman ringan, roti dan berbagai makanan lain.
Hingga kini, politisi, pemegang kebijakan, ahli kesehatan dan industri masih memperdebatkan apakah sirup jagung fruktosa tinggi dan bahan lainnya telah membantu membuat orang-orang Amerika gemuk dan kurang sehat. Menurut American Heart Asociation, terlalu banyak gula dalam bentuk apapun merupakan penyebab utama pada diabetes, penyakit jantung dan stroke.
Beberapa negara bagian, termasuk New York dan California, telah memperlakukan timbangan pajak atas minuman ringan manis untuk membiayai ongkos pengobatan obesitas dan penyakit yang terkait seperti penyakit jantung, diabetes dan kanker. Asosiasi Minuman Amerika, yang beranggotakan para Coca-Cola (KO.N) dan Kraft Foods (KFT.N) menentang kuat dan berhasil menggagalkan upaya pemberian pajak atas soda. Pakar Industri selama ini pun juga ngotot berpendapat bahwa gula adalah gula, tidak ada beda.
Sedangkan dari penelitian, sekali lagi Haney menegaskan bahwa fruktosa dan glukosa adalah kandungan gula yang berbeda. "Fakta pentingnya, metabolisme fruktosa dan glukosa sangat berbeda," ungkap Heaney.
"Saya pikir makalah ini memiliki banyak implikasi pada kesehatan masyarakat," kata Heaney dalam sebuah pernyataan. Kini, tim Heaney berupaya mengembangkan sebuah obat yang dapat menghentikan sel-sel tumor dari yang disebabkan penggunaan fruktosa.
Ia juga berharap tingkat federal akan ada upaya untuk mengurangi jumlah sirup jagung fruktosa tinggi dalam makanan masyarakat sehari-hari. Menurut American Journal of Clinical Nutrition, konsumsi sirup jagung fruktosa pada masyarakat Amerika Serikat naik hingga 1.000 persen antara tahun 1970 dan 1990.
Riset tim UCLA menemukan hubungan antara pertumbuhan sel kanker pankreas dengan konsumsi fruktosa tinggi seperti sirup jagung. Pemanis fruktosa digunakan dalam banyak makanan, termasuk minuman ringan dan roti.
Fruktosa adalah gula sederhana (monosakarida) yang ditemukan di banyak jenis makanan dan merupakan salah satu dari tiga gula darah penting bersama dengan glukosa dan galaktosa. Fruktosa sering ditemukan dalam buah-buahan, madu dan gula. Ia juga disebut sebagai levulosa dan masuk dalam kategori pentahidroksiketon.
Pemanis yang kita sebut gula sebenarnya adalah gula ganda. Setengahnya gula yang disebut glukosa, bahan dasar energi tubuh. Setengahnya lagi gula yang disebut fruktosa. Para peneliti mencurigai fruktosa berdampak jelek, tapi bukti sampai sejauh ini masih relatif minim dan ternyata studi mengungkap efek fruktosa lebih buruk dibandingkan glukosa.
Namun yang mengejutkan, ternyata fruktosa meningkatkan faktor risiko penyakit jantung dan berat badan.
Tim peneliti di University of California, Los Angeles menguji tumor sel yang diberi glukosa dan fruktosa baik menggunakan dua gula dalam dua cara yang berbeda. Mereka mengatakan, temuan mereka, yang diterbitkan dalam jurnal Cancer Research, dapat membantu menjelaskan penelitian lain yang mengaitkan asupan fruktosa dengan kanker pankreas, salah satu jenis kanker mematikan.
"Temuan ini menunjukkan bahwa sel-sel kanker dapat dengan mudah meningkatkan metabolisme fruktosa proliferasi," ungkap Dr Anthony Heaney dari UCLA's Jonsson Cancer Center. "Penemuan ini memiliki makna besar bagi pasien dan menunjukkan perlu upaya mengurangi asupan fruktosa halus untuk mengganggu pertumbuhan kanker." lanjutnya.
Dari data yang diberitakan dari MSNBC Health, konsumsi sirup jagung fruktosa di dunia melejit selama satu dekade terakhir. Di Amerika Serikat, penggunaan fruktosa meningkat 1000 persen antara tahun 1970 dan 1990.
Tak hanya itu, fruktosa, dapat memicu penyakit jantung dan kanker pankreas, salah satu kanker yang mematikan. Bahkan sel tumor pankreas yang disebabkan oleh fruktosa dapat berkembang biak dalam jangka panjang.
"Temuan menunjukkan sel-sel kanker berkembang akibat metabolisme fruktosa proliferasi," tulis Dr Anthony Heaney seperti diberitakan dari MSNBC. Kanker pankreas merupakan penyakit kronis mematikan. Menurut Asosiasi Kanker AS, pengidap kanker pankreas yang dapat bertahan hidup selama satu tahun hanya 20 persen, dan yang mampu bertahan selama lima tahun hanya sebesar empat persen.
Konsumsi gula juga dihubungkan dengan berbagai penyakit berat lain termasuk diabetes, penyakit jantung dan stroke.
Negara Amerika dikenal mengonsumsi fruktosa dalam jumlah besar. Terutama di sirup jagung fruktosa tinggi, campuran fruktosa dan glukosa yang digunakan dalam minuman ringan, roti dan berbagai makanan lain.
Hingga kini, politisi, pemegang kebijakan, ahli kesehatan dan industri masih memperdebatkan apakah sirup jagung fruktosa tinggi dan bahan lainnya telah membantu membuat orang-orang Amerika gemuk dan kurang sehat. Menurut American Heart Asociation, terlalu banyak gula dalam bentuk apapun merupakan penyebab utama pada diabetes, penyakit jantung dan stroke.
Beberapa negara bagian, termasuk New York dan California, telah memperlakukan timbangan pajak atas minuman ringan manis untuk membiayai ongkos pengobatan obesitas dan penyakit yang terkait seperti penyakit jantung, diabetes dan kanker. Asosiasi Minuman Amerika, yang beranggotakan para Coca-Cola (KO.N) dan Kraft Foods (KFT.N) menentang kuat dan berhasil menggagalkan upaya pemberian pajak atas soda. Pakar Industri selama ini pun juga ngotot berpendapat bahwa gula adalah gula, tidak ada beda.
Sedangkan dari penelitian, sekali lagi Haney menegaskan bahwa fruktosa dan glukosa adalah kandungan gula yang berbeda. "Fakta pentingnya, metabolisme fruktosa dan glukosa sangat berbeda," ungkap Heaney.
"Saya pikir makalah ini memiliki banyak implikasi pada kesehatan masyarakat," kata Heaney dalam sebuah pernyataan. Kini, tim Heaney berupaya mengembangkan sebuah obat yang dapat menghentikan sel-sel tumor dari yang disebabkan penggunaan fruktosa.
Ia juga berharap tingkat federal akan ada upaya untuk mengurangi jumlah sirup jagung fruktosa tinggi dalam makanan masyarakat sehari-hari. Menurut American Journal of Clinical Nutrition, konsumsi sirup jagung fruktosa pada masyarakat Amerika Serikat naik hingga 1.000 persen antara tahun 1970 dan 1990.
Semoga bermanfaat ...
sumber: suaramedia.com
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas komentar Anda