Jumat, 07 Januari 2011

Premium VS Pertamax, Iritan yang Mana?

Pengguna mobil bakal diharamkan menggunakan BBM subsidi yang memiliki bilangan oktan 88. Pembatasan bahan bakar bersubsidi ternyata tidak semata-mata membawa sengsara. Di balik itu semua, ada keuntungan terutama untuk mesin mobil kita.

Seperti yang diungkapkan Kepala Teknisi Auto2000 Lenteng Agung Raya Sutrisno ketika dikunjungi detikOto.

"Sebenarnya syarat mutlak bahan bakar itu harus tanpa tambahan bahan timbal atau timah hitam. Ini yang membuat mesin kendaraan kita lebih awet. Tapi untuk sekarang semua bahan bakar di Indonesia tidak menggunakan timbal," ujarnya.

Lelaki berkumis ini mengungkapkan bahwa penggunaan bahan bakar yang memiliki bilangan oktan 90 ke atas itu pasti akan membuat mesin lebih baik.

"Untuk pengaruh terhadap mesin yang menggunakan bahan bakar beroktan tinggi itu memang kami harapkan. Karena ini lebih bagus untuk pembakaran, otomatis tenaga yang dimiliki juga akan menjadi lebih besar." Ujarnya.

Selain itu Sutrisno juga menjamin kalau menggunakan bahan bakar non subsidi, secara cost atau pengeluaran uang itu akan sama saja atau bahkan lebih irit jika dibandingkan menggunakan bahan bakar subsidi.

"Bahkan ini kalau dilihat secara konsumsi bahan bakar malah akan lebih irit. memang kalau dilihat secara literan harga bahan bakar sih lebih boros. Kita
ambil contoh seperti ini, kalau seandainya saya menggunakan oktan yang rendah, apabila saya ingin mencapai kecepatan 100 km/jam, maka secara otomatis akan lebih banyak menghabiskan bahan bakar karena memiliki tenaga yang kecil," paparnya.

Begitu juga sebaliknya, apabila kita menggunakan oktan di atas 90 maka secara otomatis untuk mencapai kecepatan 100 km/jam mobil tidak perlu menghabiskan banyak bahan bakar. "Karena tenaga yang dikeluarkan oleh mobil saya ini sudah besar," ujarnya.

Penggunaan bahan bakar Premium memang tidak akan merusak kinerja mesin, apabila kendaraan itu memang cukup dengan Premium. Tapi jika mobilnya sudah meminta Pertamax cs, maka ketika diisi memakai Premium, mesin akan rewel.

"Apabila kendaraan yang seharusnya menggunakan bahan bakar yang beroktan tinggi, tetapi masih tetap memaksakan untuk menggunakan bahan bakar beroktan rendah. Ini akan memiliki efek di masa depannya. Kendaraan akan berbunyi ngelitik pada bagian mesin," ujarnya.

Hal ini terjadi karena temperatur pembakarannya tidak seimbang, dan menyebabkan komponen lain akan rusak. Seperti pada bagian busi yang memiliki umur yang pendek, selain itu klep mesin akan terbakar.

"Tapi ini akan berbeda bila penggunaan mesin yang seharusnya masih bisa menggunakan mesin yang beroktan rendah tetapi memilih menggunakan oktan yang lebih tinggi, maka ini akan memperbagus kinerja mesin dan bahkan dalam merawatnya akan menjadi lebih mudah," ujarnya.

semoga bermanfaat ...


sumber: detikOto.com

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas komentar Anda