Selasa, 18 Januari 2011

Nikmati Inflasi Stop Menabung!!

Hasil laporan mengenai inflasi dan suku bunga di Indonesia mejadi salah satu faktor indeks harga saham gabungan (IHSG) jatuh 4.2% dan angka ini merupakan angka yang fantastis.

Dari data statistik yang saya baca mengatakan bahwa inflasi di Indonesia lebih tinggi dari pada suku bunga. Apakah artinya ini? Menurut saya:

1. Tabungan atau simpanan di bank bukan lagi pilihan yang baik untuk Indonesia. Contohnya: Kita menabung untuk membeli sesuatu di tahun depan, kemudian kita simpan di bank setelah satu tahun ternyata uang kita di bank tidak sanggup membeli barang tersebut. Menabung di bank adalah negavite rate of return, dimana Present Value > Future Value.

2. Yang kaya terlihat semakin kaya dan yang miskin jelas semakin miskin. Kalau saya mengibaratkan seperti kapal besar yang akan tenggelam. Penumpang yang kaya tinggal di bagian atas kapal dan semakin miskin semakin kebawah dan yang paling dasar adalah pekerja keras yang bertugas menjalankan kapal. Ketika kapal bocor maka yang di paling bawah akan mati duluan dan lama kelamaan semua akan tenggelam.

Hal paling mengerikan lainya adalah pendapatan tidak dibarengi dengan inflasi.Pertanyaan selanjutnya kalau begitu apa yang mengakibatkan inflasi di Indonesia kalau pendapatan atau kemampuan beli masyarakat turun?
Banyak hal tentunya dan menurut saya salah satunya adalah pembelian secara credit card atau hutang. Ya, hukum High demand = High price. 

Saya perhatikan average income di Indonesia dari beberapa tahun lalu sampai sekarang tetap berputar disitu-situ aja. Dengan kata lain sebenarnya kemampuan beli masyrakat juga menurun disebabkan inflasi, tetapi kenapa permintaan tetap meningkat. Ya dengan adanya “kegampangan” pembelian melalui credit card maka tingkat konsumsi pun tinggi. Sayangnya hal itu tidak dibarengi dengan pengetahuan mengenai fungsi credit card. 

Apabila rakyat America mengerti dan mengetahui apa fungsi credit card saya rasa mereka tidak hancur seperti sekarang ini. “Tingkat konsumtif yang tinggi tidak di barengi dengan kemampuan financial yang kuat mengakibatkan kelumpuhan perekonomian”.

Kembali ke point ke 2 diatas. Saya ingin mengkategorikan orang miskin dalam topik disini:
1. Orang miskin yang tidak punya credit card
2. Orang miskin yang punya credit card atau hidup berhutang

Dengan harga-harga yang naik di pasar orang miskin yang punya credit card masih bisa survive sampai saat dimana hutang sudah berbukit dan tidak bisa bayar isitilahnya “gali lubang tutup lubang”.

Yang kasihan orang miskin yang tidak punya credit card, disatu satu sisi harus menderita karena inflasi yang disebabkan tingkat konsumtif orang yang punya credit card dia pun tidak bisa membeli karena uang atau penghasilanya tidak cukup untuk membeli. 

Jangan heran hal ini dapat meningkatkan jumlah pencopet atau pencuri dan jumlah orang yang bunuh diri karena depresi. Berhutang untuk usaha mengakibatkan terbukanya lowongan pekerjaan bagi masyarakat dan meningkatkan perekonomian. Konsumtif yang berlebihan yang di support dengan HUTANG dapat mengakibatkan inflasi yang tidak di support oleh keadaan keuangan sebenarnya.

Fakta adalah fakta dan untuk mengubahnya tidaklah gampang karena menyangkut kepentingan orang banyak. Kalau begitu solusinya ya ikuti arus saja. Jadikan inflasi teman bukan lawan dan salah satu cara menurut saya adalah dengan mengubah Tabungan menjadi Investasi. 

Sebaliknya pada saat inflasi tinggi maka pemerintah akan meningkatkan suku bunga untuk menarik uang dari pasar, tetapi menurut saya justru STOP MENABUNG. Tabungan = Liquid assets = Liquid expenses. 

Tabungan juga memilki kecendrungan konsumtif. Semakin liquid dia semakin liquid juga dia keluar dari rekening bank. Untuk itu carilah investasi yang memberikan pengembalian diatas inflasi atau semakin naik inflasi maka semakin naik juga nilai investasi kita. Contohnya: Property seperti tanah di lokasi menjanjikan. 

Kalau ingin memiliki tanah untuk pensiun nanti, uangnya jangan ditabung di bank melainkan beli sekarang. Kalau tidak memiliki uang yang cukup dapat meminjam dan cicil setiap bulan. Otomatis dengan membayar cicilan tersebut maka cicilan untuk hal-hal lain dapat direm. Cari pinjaman dengan bijak contohnya dari saudara, kantor atau koperasi yang bunganya kecil. Yang paling mantap itu ikut ARISAN karena bunganya 0%.
 
Perlu juga diingat kalau property yang di beli untuk pensiun itu tidak sama dengan investasi. Karena tujuanya bukan untuk di jual melainkan digunakan di masa depan. Dan pada saat kita jual,kita juga kesulitan membeli lagi untuk keperluan kita dikarenakan harga-harga property yangg lain juga mahal. Di kota besar di China apartement bukanlah lagi investasi kecuali dia punya 2 atau lebih apartemen.

Saat ini pertumbuhan Indonesia bisa dikatakan baik. Tetapi kita jangan bangga dulu. Beberapa faktor peningkatan perekonomian kita dikarenakan suntikan dana segar yang sifatnya sementara. Kemudian ditunjang kebutuhan negara-negara luar terhadap batu bara atau alternatif energi yang meningkat di tahun lalu yang mengakibatkan export kita meningkat. Dengan kata lain tidak semua sektor sudah kembali ke posisi normal atau perekonomian belum bisa dikatakan pulih. Menyiapkan diri sekarang supaya tidak menyesal di masa depan.

Salam Investasi

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas komentar Anda