Bagi sebagian kalangan, menjadi wajib pajak merupakan status yang tidak menyenangkan. Para dukun dan peramal di Rumania pun kesal setelah mereka baru saja diwajibkan untuk membayar pajak.
Marah atas kebijakan yang berlaku sejak 1 Januari itu, sejumlah dukun di Rumania berencana menyantet Presiden Traian Basescu dan para wakil rakyat. Menurut kantor berita Associated Press (AP), mereka sudah menyiapkan sesaji berupa kotoran kucing dan bangkai anjing. Ada juga yang akan membawa tanaman mandrak beracun.
Acara santet akan berlangsung di dataran bagian selatan Rumania dan Sungai Danube, Kamis 6 Januari 2011 waktu setempat, diikuti oleh para dukun dari ujung timur dan barat. "Peraturan [pajak] ini sungguh konyol. Kami sudah susah mencari uang kok malah kena pajak," kata seorang dukun bernama Alisia saat dihubungi AP lewat sambungan telepon, Rabu 5 Januari 2011.
"Para wakil rakyat juga tidak mau ngaca, sudah berapa kali mereka menipu dan berapa banyak mencuri dan datang kemari untuk minta kami membuat jampi-jampi kepada musuh mereka," lanjut Alisia.
Namun, pemerintah tetap memberlakukan pajak bagi para dukun dan peramal demi mendongkrak pendapatan negara. Lagipula, pajak kini menjadi elemen penting bagi negara Eropa Timur itu untuk bangkit dari resesi ekonomi.
Menurut peraturan baru, mereka digolongkan sebagai wiraswasta dan harus membayar pajak sebesar 16 persen dari pendapatan mereka. Para wiraswasta juga harus berkontribusi bagi program kesehatan dan pensiun yang dirancang pemerintah.
Para dukun dan tukang ramal keberatan dengan kebijakan itu. Pasalnya, seperti yang dikeluhkan Alisia, mereka rata-rata berpendapatan kecil. Untuk sekali konsultasi, mereka hanya mengenakan tarif paling mahal 30 leu (sekitar Rp83.200).
Bratara Buzea, yang dikenal dengan julukan Ratu Dukun, juga ikut marah dengan kebijakan baru itu. Maka, di tempat dia berpraktik di Mogosoaia, perempuan berusia 63 tahun itu sudah menyiapkan jampi-jampi dengan menggunakan saripati kotoran kucing dan bangkai anjing, berikut rangkaian pembacaan mantera.
"Kami akan menyakiti mereka yang menyakiti kami," kata Buzea, yang pernah dipenjara oleh rezim diktator Nicolae Ceausescu pada 1977 karena kasus santet. "Mereka [pemerintah] ingin membawa negeri ini keluar dari krisis dengan memanfaatkan kami? Mereka justru harus menyelamatkan kami dari krisis karena merekalah yang membawanya," ujar Buzea.
Namun, ada juga dukun yang bersikap positif atas kebijakan pajak dari pemerintah. "Peraturan itu bagus, artinya mereka mengakui talenta sihir kami dan saya pun bisa membuka praktik," kata Mihaela Minca.
Di Rumania, banyak yang percaya dengan ilmu atau hal gaib. Presiden Basescu dan para pejabatnya dikenal selalu memakai baju warna ungu pada hari-hari tertentu, konon untuk menangkal pengaruh jahat.
Para pendukung penantang Basescu pada pemilu 2009, Mircea Geoana, curiga bahwa para pesaing mengerahkan energi negatif sehingga jagoan mereka tampil buruk saat melakukan debat semasa kampanye dan gagal menjadi presiden.
Selain itu, mendiang Ceausescu dan istrinya diyakini punya dukun pribadi semasa mereka hidup. Sayangnya, dukun itu tidak bisa memyelamatkan diktator dan istrinya ketika dieksekusi mati pada Desember 1989.
Acara santet akan berlangsung di dataran bagian selatan Rumania dan Sungai Danube, Kamis 6 Januari 2011 waktu setempat, diikuti oleh para dukun dari ujung timur dan barat. "Peraturan [pajak] ini sungguh konyol. Kami sudah susah mencari uang kok malah kena pajak," kata seorang dukun bernama Alisia saat dihubungi AP lewat sambungan telepon, Rabu 5 Januari 2011.
"Para wakil rakyat juga tidak mau ngaca, sudah berapa kali mereka menipu dan berapa banyak mencuri dan datang kemari untuk minta kami membuat jampi-jampi kepada musuh mereka," lanjut Alisia.
Namun, pemerintah tetap memberlakukan pajak bagi para dukun dan peramal demi mendongkrak pendapatan negara. Lagipula, pajak kini menjadi elemen penting bagi negara Eropa Timur itu untuk bangkit dari resesi ekonomi.
Menurut peraturan baru, mereka digolongkan sebagai wiraswasta dan harus membayar pajak sebesar 16 persen dari pendapatan mereka. Para wiraswasta juga harus berkontribusi bagi program kesehatan dan pensiun yang dirancang pemerintah.
Para dukun dan tukang ramal keberatan dengan kebijakan itu. Pasalnya, seperti yang dikeluhkan Alisia, mereka rata-rata berpendapatan kecil. Untuk sekali konsultasi, mereka hanya mengenakan tarif paling mahal 30 leu (sekitar Rp83.200).
Bratara Buzea, yang dikenal dengan julukan Ratu Dukun, juga ikut marah dengan kebijakan baru itu. Maka, di tempat dia berpraktik di Mogosoaia, perempuan berusia 63 tahun itu sudah menyiapkan jampi-jampi dengan menggunakan saripati kotoran kucing dan bangkai anjing, berikut rangkaian pembacaan mantera.
"Kami akan menyakiti mereka yang menyakiti kami," kata Buzea, yang pernah dipenjara oleh rezim diktator Nicolae Ceausescu pada 1977 karena kasus santet. "Mereka [pemerintah] ingin membawa negeri ini keluar dari krisis dengan memanfaatkan kami? Mereka justru harus menyelamatkan kami dari krisis karena merekalah yang membawanya," ujar Buzea.
Namun, ada juga dukun yang bersikap positif atas kebijakan pajak dari pemerintah. "Peraturan itu bagus, artinya mereka mengakui talenta sihir kami dan saya pun bisa membuka praktik," kata Mihaela Minca.
Di Rumania, banyak yang percaya dengan ilmu atau hal gaib. Presiden Basescu dan para pejabatnya dikenal selalu memakai baju warna ungu pada hari-hari tertentu, konon untuk menangkal pengaruh jahat.
Para pendukung penantang Basescu pada pemilu 2009, Mircea Geoana, curiga bahwa para pesaing mengerahkan energi negatif sehingga jagoan mereka tampil buruk saat melakukan debat semasa kampanye dan gagal menjadi presiden.
Selain itu, mendiang Ceausescu dan istrinya diyakini punya dukun pribadi semasa mereka hidup. Sayangnya, dukun itu tidak bisa memyelamatkan diktator dan istrinya ketika dieksekusi mati pada Desember 1989.
sumber: http://dunia.vivanews.com/news/read/197824-wajib-bayar-pajak--para-dukun-rumania-marah
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas komentar Anda