Indonesia Masih Rawan Gempa di Tahun 2011 Ini! Mengapa demikian? Karena Indonesia masih dalam siklus gempa 200 tahun sekali, yang mana periode bakal berakhir sampai tahun 2014.
"Indonesia berada di lingkaran Ring Of Fire, yang mana dikelilingi oleh gunung berapi aktif. Beberapa tahun terakhir ini gunung-gunung tersebut banyak yang aktif kembali," jelas Abdul Haris, pakar gempa dari Universitas Indonesia, kepada Okezone, di kampus UI, Depok (23/12/2010).
Abdul Haris menyebutkan kalau langkah yang diambil oleh pemerintah dalam menanggapi bencana gempa masih berkisar di Tanggap Bencana (post-event).
"Untuk bencana gempa, penanggulangannya terbagi tiga, yaitu Pre, Event, dan Post-event. Tapi saya berusaha merespon secara postif tindakan-tindakan yang sudah dilakukan oleh pemerintah,contohnya saja pemerintah kini sudah membuat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)" kata Abdul Haris.
Dijelaskan pula oleh Doktor Abdul Haris bahwa ahli-ahli geofisika di Indonesia juga rutin melakukan pertemuan untuk membahas data-data pengamatan gempa untuk nantinya disosialisasikan kepada pemda-pemda.
"Kami juga rutin mendapat data kiriman dari BMKG mengenai gempa-gempa di Indonesia," kata Abdul Haris.
Sudah sepatutnya Indonesia bertindak lebih jauh dalam menanggapi bencana gempa, karena wilayahnya termasuk sangat rawan bencana gempa.
"Contohnya saja, pemerintah Jerman menyiapkan anggaran sebesar 2,5 juta euro untuk penelitian mengenai gempa," tambah Abdul Haris.
Abdul Haris menyebutkan kalau langkah yang diambil oleh pemerintah dalam menanggapi bencana gempa masih berkisar di Tanggap Bencana (post-event).
"Untuk bencana gempa, penanggulangannya terbagi tiga, yaitu Pre, Event, dan Post-event. Tapi saya berusaha merespon secara postif tindakan-tindakan yang sudah dilakukan oleh pemerintah,contohnya saja pemerintah kini sudah membuat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)" kata Abdul Haris.
Dijelaskan pula oleh Doktor Abdul Haris bahwa ahli-ahli geofisika di Indonesia juga rutin melakukan pertemuan untuk membahas data-data pengamatan gempa untuk nantinya disosialisasikan kepada pemda-pemda.
"Kami juga rutin mendapat data kiriman dari BMKG mengenai gempa-gempa di Indonesia," kata Abdul Haris.
Sudah sepatutnya Indonesia bertindak lebih jauh dalam menanggapi bencana gempa, karena wilayahnya termasuk sangat rawan bencana gempa.
"Contohnya saja, pemerintah Jerman menyiapkan anggaran sebesar 2,5 juta euro untuk penelitian mengenai gempa," tambah Abdul Haris.
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas komentar Anda