Film-film tentang hantu saat ini sedang mendominasi di dunia perfilman Indonesia. Begitu juga acara reality show yang berbau hantu-hantu-an pasti ratingnya cukup tinggi. Kenapa sih begitu keranjingannya menikmati film hantu?
"Orang menonton film hantu karena mereka memang ingin ditakut-takuti. Jika tidak, mereka takkan melakukannya untuk yang kedua kali," ungkap Jeffrey Goldstein, editor buku "Why We Watch" dan profesor psikologi sosial dari Universitas Utrecht, Belanda, saat diwawancara Live Science, kemarin.
"Kami memilih hiburan yang kami ingin dipengaruhi olehnya. Jika orang ingin pergi menonton film horor, itu karena mereka ingin merasakan efeknya," lanjutnya.
Menurut pendapat David Rudd, dekan College of Social and Behavioral Science, orang menyukai ketakutan dan berusaha mencari ketakutan lewat film horor karena mereka tahu bahaya yang mereka rasakan palsu. Mereka tahu benar bahwa sebenarnya mereka baik-baik saja. Kesadaran itu mengusir rasa takut dan bahkan membuat mereka gembira.
Rudd mengatakan, remaja dan orang dewasa umumnya mampu menakar rasa takut yang diakibatkan oleh pengalamannya. Misalnya, mereka tahu bahwa menonton film horor tidak akan menyebabkan ancaman fisik, hanya ancaman psikologis kecil karena mungkin mengalami mimpi buruk setelahnya.
Lalu, bagaimana dengan orang-orang yang benar-benar merasa takut melihat film horror?
Dalam wawancaranya dengan Live Science, kemarin, Rudd mengatakan, pengalaman rasa takut yang riil adalah menghadapi ketakutan yang dia anggap di luar batas. Dalam hal ini, orang memiliki persepsi yang berbeda-beda tentang batasannya. Anak-anak, misalnya, belum mampu menakar kewajaran pengalamannya sehingga sering sekali merasa takut.
"Orang dewasa sudah terbiasa dengan risiko tertentu dan rasa takut. Tentang film hantu, misalnya, mereka bisa dengan mudah melupakannya. Tidak seperti anak-anak. Pengalaman dengan rasa takut ini adalah sesuatu yang bisa dipelajari. Itu merupakan bagian dari kedewasaan," tutur Rudd.
"Orang menonton film hantu karena mereka memang ingin ditakut-takuti. Jika tidak, mereka takkan melakukannya untuk yang kedua kali," ungkap Jeffrey Goldstein, editor buku "Why We Watch" dan profesor psikologi sosial dari Universitas Utrecht, Belanda, saat diwawancara Live Science, kemarin.
"Kami memilih hiburan yang kami ingin dipengaruhi olehnya. Jika orang ingin pergi menonton film horor, itu karena mereka ingin merasakan efeknya," lanjutnya.
Menurut pendapat David Rudd, dekan College of Social and Behavioral Science, orang menyukai ketakutan dan berusaha mencari ketakutan lewat film horor karena mereka tahu bahaya yang mereka rasakan palsu. Mereka tahu benar bahwa sebenarnya mereka baik-baik saja. Kesadaran itu mengusir rasa takut dan bahkan membuat mereka gembira.
Rudd mengatakan, remaja dan orang dewasa umumnya mampu menakar rasa takut yang diakibatkan oleh pengalamannya. Misalnya, mereka tahu bahwa menonton film horor tidak akan menyebabkan ancaman fisik, hanya ancaman psikologis kecil karena mungkin mengalami mimpi buruk setelahnya.
Lalu, bagaimana dengan orang-orang yang benar-benar merasa takut melihat film horror?
Dalam wawancaranya dengan Live Science, kemarin, Rudd mengatakan, pengalaman rasa takut yang riil adalah menghadapi ketakutan yang dia anggap di luar batas. Dalam hal ini, orang memiliki persepsi yang berbeda-beda tentang batasannya. Anak-anak, misalnya, belum mampu menakar kewajaran pengalamannya sehingga sering sekali merasa takut.
"Orang dewasa sudah terbiasa dengan risiko tertentu dan rasa takut. Tentang film hantu, misalnya, mereka bisa dengan mudah melupakannya. Tidak seperti anak-anak. Pengalaman dengan rasa takut ini adalah sesuatu yang bisa dipelajari. Itu merupakan bagian dari kedewasaan," tutur Rudd.
Semoga bermanfaat ...
sumber: http://tribun-timur.com/read/artikel/135298/Kenapa-Orang-Suka-Film-Hantu...
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas komentar Anda