Para dokter tentunya tidak sembarangan memberikan keputusan apakah sebuah penyakit layak dioperasi atau tidak. Butuh pertimbangan yang cermat dan matang. Banyak faktor yang harus dinilai seperti jenis kelamin, usia, faktor resiko, berat ringan penyakit, perlengkapan, penatalaksanaan pre dan pasca operasi, ketersediaan ahli, dan sebagainya. Berikut ini adalah beberapa alasan dilakukannya operasi.
1. Mencegah penyebaran
Ini biasanya dilakukan pada tumor ganas yang memiliki lokal site pada bagian tubuh dengan infiltrasi sel yang sudah kemana-mana. Jika sel induk itu tidak segera diangkat, maka sangat sulit untuk mengatasinya. Contohnya, kanker payudara. Sel kanker akan menginfiltasi kelenjar susu dan jika dibiarkan, maka sel-sel tersebut bisa menjalar dan menembus organ-organ lain seperti paru-paru. Ini jelas sangat berbahaya. Maka, untuk mencegah penyebarannya, dilakukan operasi pengangkatan sel tumor, sedangkan akar yang masih tersisa akan diterapi dengan Chemotherapy dan Radiotherapy.
2. Membersihkan secara tuntas
Ada banyak ragam kelainan organ yang disebabkan oleh tumor, kanker, dan sebagainya yang tidak bisa diterapi dengan obat-obatan oral ataupun injeksi. Dibutuhkan tindak pembedahan langsung pada lokasi yang dimaksud. Contohnya pada Myoma Uteri.
3. Melakukan perbaikan (reparasi) langsung pada lokasi
Anda pernah mendengar radang usus buntu (Acute Appendicitis), kan? Ya, ini merupakan radang yang muncul secara mendadak pada area usus buntu dikarenakan infeksi. Rasa sakit luar biasa pada perut sebelah kanan bawah, disertai demam, rasa tidak nyaman pada perut. Diagnosa biasanya ditegakkan dengan adanya nyeri tekan pada area McBurney, Psoas sign, dan nyeri tekan pada rectal toucher arah jam 11. Operasi merupakan pilihan pertama untuk mengatasi hal tersebut secara langsung.
4. Mengurangi resiko morbiditas dan mortalitas
Morbiditas adalah tingkat kesakitan yang disebabkan oleh penyakit tertentu. Mortalitas adalah tingkat kematian yang disebabkan oleh penyakit tertentu. Operasi merupakan salah satu cara untuk mengurangi resiko morbiditas dan mortalitas. Sebagai contoh, operasi amputasi kaki gangren pada penderita Diabetes Mellitus untuk mencegah terjadinya Osteomyelitis(radang pada tulang) yang menjalar dan bisa mengakibatkan kelumpuhan.
5. Mencegah dari resiko cacat yang lebih berat
Penjelasan ini lebih kurang sama dengan poin yang nomor 4. Intinya, jika tidak dilakukan operasi, maka besar kemungkinan penyakit itu akan menjalar kemana-mana dan menyebabkan keluhan yang lebih berat dari sebelumnya.
6. Berupaya untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang lebih baik ketimbang sebelum dioperasi
Keputusan operasi sebenarnya bukan disandarkan pada meningkatkan kualitas hidup sang dokter, melainkan dalam rangka upaya untuk meningkatkan kualitas hidup sang pasien. Caranya adalah dengan mengupayakan kesembuhan, ataupun memilih langkah terapi yang paling mendekati dengan kesembuhan. Bagaimanapun terapi adalah usaha, dan kesembuhan adalah hasil. Keduanya harus sinergi dan memilih keterkaitan yang kuat.
7. Menjadi solusi / harapan terakhir saat tidak satupun solusi yang berhasil atau tidak ada lagi yang bisa diperbuat
Contohnya penderita sinusitis berat. Keluhannya itu sudah dirasakan selama bertahun-tahun. Ia mengatakan bahwa segala upaya sudah dilakukannya. Aroma nafas pasien tersebut berbau busuk, sehingga siapapun akan merasa tidak nyaman berada di dekatnya. Belum lagi rasa ngilu yang luar biasa pada area sekitar hidung dan keningnya. Dengan terapi obat-obatan mungkin akan butuh waktu berbulan-bulan. Maka, salah satu cara yang paling cepat untuk meredakannya adalah dengan operasi. Ini merupakan salah satu contoh dari banyak contoh. Masih banyak kasus serupa dari penyakit yang lebih beragam.
Operasi, Kepentingan Dokter atau Kepentingan Pasien ?
Ada isu yang mengatakan bahwa dokter melakukan pembedahan dikarenakan sedang butuh uang, ataupun untuk mendapatkan uang dalam jumlah besar dalam waktu singkat, dan sebagainya. Sehingga cap dokter matre pun disematkan pada dokter-dokter yang bersangkutan. Sehingga keputusan operasi diidentikkan dengan kepentingan dokter yang lebih dominan ketimbang kepentingan pasien.
Fakta ini tidak benar seluruhnya tapi juga tidak salah seluruhnya. Ada banyak sekali faktor yang harus diperhatikan dalam hal ini.
Benar tidaknya keputusan operasi itu kembali pada dokter itu sendiri dan tim medis yang bersangkutan. Di sini peranan pasien menjadi sangat lemah sekali. Pada artikel yang lain, Care and Healed pernah menyebutkan pentingnya info consent dijalankan di negeri ini agar terhindar dari dampak-dampak yang tidak diharapkan. Untuk mengantisipasi hal-hal tersebut sebenarnyar tidak begitu sulit. Caranya sebagai berikut :
1. Berobatlah ke rumah sakit. Berdasarkan pengalaman saya, sistem rujukan akan berjalan lebih cepat di rumah sakit yang tersedia praktek dokter umum hingga dokter spesialis di sana.
2. Cara lain adalah berobatlah ke dokter yang sudah terpercaya. Pamor seorang dokter sangat ditentukan dengan ketajaman diagnosa dan keampuhan terapi pilihannya. Dokter yang baik bukanlah seorang money oriented, melainkan seorang healing and curing oriented.
3, Tidak ada salahnya Anda mencoba bertanya kepada teman-teman, sahabat, keluarga, tetangga yang mungkin pernah mengidap penyakit yang sama dan apa terapi yang pernah dijalankannya. Besar kemungkinan Anda pun akan mengikuti prosedur terapi yang lebih kurang sama.
Semoga bermanfaat ...
sumber: careandhealed.com
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas komentar Anda