Hal tersebut mungkin dapat dijadikan tips jitu untuk mengusir gajah-gajah liar yang sering mengganggu manusia tanpa harus menyakitinya. Jadi, gajah tak perlu menyerang pemukiman yang seringkali dijadikan alasan penduduk sekitar hutan untuk membunuhnya.
“Jika kami dapat menggunakan lebah untuk menekan serangan gajah ke ladang dan merusak pepohonan dan meningkatkan pendapatan masyarakat dari madu hasil beternak lebah, ini akan menjadi langkah terbaik untuk koeksistensi manusia-gajah secara berkesinambungan,” ujar pakar hewan Lucy King dari Universitas Oxford.
Hasil pengamatannya di Taman Nasional Samburu, Kenya yang dilaporkan dalam jurnal Current Biology edisi terbaru itu menguatkan pendapat bahwa gajah dapat dikendalikan dengan lebah. sebelumnya, para ilmuwan telah mengetahui bahwa gajah-gajah di Kenya merusak pohon-pohon akasia yang terdapat sarang lebah lebih sedikit daripada yang tidak ada sarang lebahnya. Di Zimbabwe, para peneliti juga melihat bahwa gajah mencari jalur baru yang menghindari sarang lebah.
Meski kecil, lebah-lebah Afika jenis Apis mellifera scutellata memang tergolong hewan yang agresif terutama saat berada dekat sarangnya. Serangan kawanan lebah bahkan diketahui mampu membunuh seekor kerbau.
Untuk memastikannya, King dan timnya merekam suara lebah dan memasangnya dekat kawanan gajah untuk mengamati reaksinya. Hasilnya 16 dari 17 keluarga gajah memilih menghindar setelah 80 detik mendengar suara dengungan kawanan lebah. Hanya satu keluarga gajah yang diam tak merespon.
Kelompok gajah yang tak merespon lebih muda dinading kelompok gajah lainnya. karena itu, para peneliti berpendapat, hal tersebut dilakukan karena mereka belum mengalami sakitnya disengat lebah Afrika.
“Sengatan lebah Afrika sungguh menyakitkan bagi manusia, percayalah, saya tahu rasanya. Jadi, bukan tidak mungkin membayangkan jika bagian-bagian tubuh yang sensitif seperti belakang telinga atau belalai disengat pasti sangat menyakitkan bagi gajah,” ujar King.
Ooo ... ternyata gitu ya alasanya kenapa gajah juga takut dengan lebah!
Sumber: LiveScience.com
Penulis: Wah http://www.kompas.co.id/ver1/Iptek/0710/09/142336.htm
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas komentar Anda